STIKes
DHARMA HUSADA BANDUNG
|
|
Satuan
Acara Penyuluhan ( SAP )
PROGRAM
STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
|
Pokok Bahasan : Sistem
Muskuloskeletal
Sub Pokok
Bahasan : Penyuluhan
Kesehatan pada Penyakit Reumatik
Sasaran
Kegiatan : Keluarga
Pasien
Hari / Tanggal : Sabtu / 9 november
2013
Waktu Penyuluhan : 20 Menit
Tempat :
jln. Cibatu 2 no 22
A.
Latar Belakang
Perubahan –
perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin meningkatnya
usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada
semua organ dan jaringan tubuh.
Keadaan
demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain
yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan reumatik.
Salah satu golongan penyakit reumatik yang sering menyertai usia lanjut yang
menimbulkan gangguan muskuloskeletal terutama adalah osteoartritis. Kejadian
penyakit tersebut akan makin meningkat sejalan dengan meningkatnya usia
manusia.
Reumatik dapat
mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya dapat menurun bila otot pada
bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi otot. Dengan
meningkatnya usia menjadi tua fungsi otot dapat dilatih dengan baik. Namun usia
lanjut tidak selalu mengalami atau menderita reumatik. Bagaimana timbulnya
kejadian reumatik ini, sampai sekarang belum sepenuhnya dapat dimengerti.
B.
Tujuan
1. Tujuan
Instruksional Umum
Diharapkan
setelah dilaksanakan penyuluhan , Pengetahuan
Keluarga dan pasien bertambah
tentang Penyakit Reumatik.
2. Tujuan
Instruksional Khusus
Mengetahui :
·
Untuk mengetahui definisi dari artritis reumatoid
·
Untuk mengetahui jenis-jenis reumatoid
·
Untuk mengetahui apa saja penyebab dari artritis reumatoid
·
Untuk mengetahui patofisiologi artritis reumatoid
·
Untuk mengetahui apa tanda dan gejala dariartritis reumatoid
·
Untuk mengetahui komplikasi yang terjadi pada reumatoid
·
Untuk mengetahui pemeriksanaan pennjang pada reumatoid
·
Unuk mengetahui penatalaksanaan reumatik
C.
Pokok
Bahasan
Sistem Muskuloskeletal
D.
Sub
Pokok Bahasan
1. Definisi
2. Jenis-jenis
reumatoid
3. Jalannya Penyakit(patofisiologi)
4.
Penyebab
5.
Komplikasi
6.
Pemeriksaan
Penunjang
7.
Penatalaksanaan
8.
Tanda Dan Gejala
E.
Metode
1.
Ceramah
2. Tanya jawab
3. Pemberian Lieflet
F.
Kegiatan
Belajar Mengajar
No.
|
Kegiatan
Perawat
|
Respon Keluarga/ Pasien
|
Waktu
|
1.
|
Pendahuluan :
a)
Memberikan
Salam dan memperkenalkan diri
b)
Menjelaskan
cakupan materi pada pokok bahasan
c)
Menyampaikan Tujuan
d)
Melakukan Asepsi
|
Menjawab Salam
Menyimak
Menyimak
Menyimak
|
5 Menit
|
2.
|
Kegiatan Inti :
a)
Menjelaskan pengertian Reumatoid
b)
Menjelaskan jenis-jenis reumatoid
c)
Menjelaskan patofisiologi reumatoid
d)
Memberi Kesempatan Bertanya
e)
Menjelaskan penyebab
f)
Menjelaskan tanda dan gejala
g)
Memberi Kesempatan Bertanya
h)
Menjelaskan komplikasi
penyakit reumatoid
i)
Menjelaskan pemeriksaan penunjang
reumatoid
j)
Menjelaskan penatalaksanaan pada pasien reumatoid
|
Menyimak
Mengemukakan Pendapat
Menyimak
Mengemukakan Pendapat
Menyimak
|
15 Menit
|
3.
|
Penutup
:
a)
Evaluasi
b)
Memberi Salam penutup
|
Menjawab Pertanyaan Menjawab salam
|
5 Menit
|
G.
Evaluasi
Mengetahui :
a.
Apakah reumatoid?
b. Jenis-jenis reumatoid?
c.
Bagaimana penyebab
reumatoid?
d. Jalannya penyakit(fpatofisiologi?
e. Bagaimana
tanda dan gejala?
f.
Apa saja
komplikasi reumatoid?
g.
Apa saja
pemeriksaan penunjang reumatoid?
h. Bagaimana
penatalaksanaan reumatoid?
Lampiran
Materi
A.
Apakah itu reumatoid?
Artritis Reumatoid (AR) merupakan
suatu penyakit yang tersebar luas serta melibatkan semua kelompok ras dan etnik
di dunia. Penyakit ini merupakan suatu penyakit autoimun yang ditandai dengan
terdapatnya sinovitis erosif simetrik yang walaupun terutama mengenai jaringan
persendian, seringkali juga melibatkan organ tubuh lainnya Sebagian besar
penderita menunjukkan gejala penyakit kronik yang hilang timbul,
B. Jenis Penyakit Reumatik
Buffer
(2010) mengklasifikasikan rheumatoid arthritis menjadi 4 tipe, yaitu:
1.
Rheumatoid
arthritis klasik pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan gejala sendi
yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
2.
Rheumatoid
arthritis defisit pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda dan gejala sendi
yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
3.
Probable rheumatoid
arthritis pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan gejala sendi yang
harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
4.
Possible rheumatoid
arthritis pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda dan gejala sendi yang
harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 3 bulan.
C.
Apa penyebab Reumatoid?
Penyebab Artritis Reumatoid masih
belum diketahui.Faktor genetik dan beberapa faktor lingkungan telah lama diduga
berperan dalam timbulnya penyakit ini.Hal ini terbukti dari terdapatnya
hubungan antara produk kompleks histokompatibilitas utama kelas II, khususnya
HLA-DR4 dengan AR seropositif.Pengemban HLA-DR4 memiliki
resiko relatif 4:1 untuk menderita penyakit ini.
Kecenderungan wanita untuk menderita AR dan sering
dijumpainya remisi pada wanita yang sedang hamil menimbulkan dugaan terdapatnya
faktor keseimbangan hormonal sebagai salah satu faktor yang berpengaruh pada
penyakit ini.
Sejak tahun 1930, infeksi telah diduga merupakan penyebab
AR. Dugaan faktor infeksi sebagai penyebab AR juga timbul karena umumnya onset
penyakit ini terjadi secara mendadak dan timbul dengan disertai oleh gambaran inflamasi
yang mencolok. Walaupun hingga kini belum berhasil dilakukan isolasi suatu
mikroorganisme dari jaringan sinovial, hal ini tidak menyingkirkan kemungkinan
bahwa terdapat suatu komponen peptidoglikan atau endotoksin mikroorganisme yang
dapat mencetuskan terjadinya AR. Agen infeksius yang diduga merupakan penyebab
AR antara lain adalah bakteri, mikoplasma atau virus.
Heat shock
protein (HSP) adalah sekelompok protein berukuran sedang (60 sampai 90 kDa)
yang dibentuk oleh sel seluruh spesies sebagai respons terhadap stress.Walaupun
telah diketahui terdapat hubungan antara HSP dan sel T pada pasien AR,
mekanisme ini belum diketahui dengan jelas.
D. Bagaimana jalannya penyakit reumatoid itu?
Antigen mengaktivasi CD4+ sel T yang
menstimulasi monosit, makrofag dan syinovial fibroblas untuk memproduksi
interleukin-1, interleukin-6 dan TNF-α untuk mensekresikan matrik
metaloproteinase melalui hubungan antar sel dengan bantuan CD69 dan CD11
melalui pelepasan mediator-mediator pelarut seperti interferon-γ dan
interleukin-17. Interleukin-1, interlukin-6 dan TNF-α merupakan kunci
terjadinya inflamasi pada rheumatoid arthritis.
Arktifasi
CD4+ sel T juga menstimulasi sel B melalui kontak sel secara langsung dan
ikatan dengan α1β2 integrin, CD40 ligan dan CD28 untuk
memproduksi immunoglobulin meliputi rheumatoid faktor. Sebenarnya fungsi dari
rhumetoid faktor ini dalam proses patogenesis reumatoid artritis tidaklah
diketahui secara pasti, tapi kemungkinan besar reumatoid faktor mengaktiflkan
berbagai komplemen melalui pembentukan immun kompleks.aktifasi CD4+ sel T juga
mengekspresikan osteoclastogenesis yang secara keseluruhan ini menyebabkan
gangguan sendi. Aktifasi makrofag, limfosit dan fibroblas juga menstimulasi
angiogenesis sehingga terjadi peningkatan vaskularisasi yang ditemukan pada
synovial penderita reumatoid artritis.
E. Tanda dan gejala reumatoid
Pasien-pasien dengan RA akan
menunjukan tanda dan gejala seperti :
1.
Nyeri persendian
2.
Bengkak (Rheumatoid nodule)
3.
Kekakuan pada sendi terutama setelah
bangun tidur pada pagi hari
4.
Terbatasnya pergerakan
5.
Sendi-sendi terasa panas
6.
Demam (pireksia)
7.
Anemia
8.
Berat badan menurun
9.
Kekuatan berkurang
10. Tampak warna
kemerahan di sekitar sendi
11. Perubahan ukuran pada sendi dari
ukuran normal
12. Pasien tampak
anemic
F.
Apa saja komplikasi dari reumatoid?
1.
Dapat menimbulkan perubahan pada
jaringan lain seperti adanya prosesgranulasi di bawah kulit yang disebut
subcutan nodule.
2.
Pada otot dapat terjadi myosis,
yaitu proses granulasi jaringan otot.
3.
Pada pembuluh darah terjadi
tromboemboli.
4.
Tromboemboli adalah adanya sumbatan pada pembuluh darah yang
disebabkan oleh adanya darah yang membeku.
5.
Terjadi splenomegali.
G. Pemeriksaan penunjang pada reumatoid
1. Sinar X dari sendi yang sakit :
menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak, erosi sendi, dan osteoporosis
dari tulang yang berdekatan ( perubahan awal ) berkembang menjadi formasi kista
tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.
2. Scan radionuklida :mengidentifikasi
peradangan sinovium
3. Artroskopi Langsung : Visualisasi
dari area yang menunjukkan irregularitas/ degenerasi tulang pada sendi
4. Aspirasi cairan sinovial : mungkin
menunjukkan volume yang lebih besar dari normal: buram, berkabut, munculnya
warna kuning ( respon inflamasi, produk-produk pembuangan degeneratif );
elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas dan komplemen ( C3 dan C4 ).
5. Biopsi membran sinovial :
menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan panas.
6. Pemeriksaan cairan sendi melalui
biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration) atau atroskopi; cairan sendi
terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit dan kurang kental dibanding
cairan sendi yang normal.
H.
Penatalaksanaan pada penyakit reumatoid
1.
Medis
Penatalaksanaan medik pada pasien RA
diantaranya :
a.
Termoterapi
b.
Gizi yaitu dengan memberikan gizi
yang tepat
c.
Pemberian Obat-obatan :
d.
Anti Inflamasi non steroid (NSAID) contoh:aspirin yang
diberikan pada dosis yang telah ditentukan.
e.
Obat-obat untuk Reumatoid Artitis : Acetyl salicylic acid,
Cholyn salicylate (Analgetik, Antipyretik, Anty Inflamatory).
2.
Pembedahan menjadi pilihan apabila pemberian obat-obatan
tidak berhasil mencegah dan memperlambat kerusakan sendi. Pembedahan dapat
mengembalikan fungsi dari sendi anda yang telah rusak. Prosedur yang dapat
dilakukan adalah artroplasti, perbaikan tendon, sinovektomi.